Rabu, 17 November 2010

SEJARAH PANAHAN

Panahan: Senjata yang Jadi Olahraga


Sejarah Panahan



Sampai sekarang, nggak seorangpun tahu sejak kapan orang mulai memanah. Kebanyakan orang menduga, memanah telah dilakukan manusia sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Tapi dari buku-buku sejarah, banyak menuliskan bahwa orang purbakala telah melakukan kegiatan panahan, menggunakan busur dan panah untuk berburu dan untuk mempertahankan hidup. Bahkan dari beberapa buku mencatat lebih dari 100.000 tahun yang lalu suku Neanderthal di Eropa telah menggunakan busur dan panah.
Ahli-ahli purbakala dalam penggalian di Mesir juga telah menemukan tubuh seorang prajurit Mesir Kuno yang menemui ajalnya karena ditembus anak panah. Data menunjukkan bahwa kejadian itu terjadi kira-kira 2100 tahun sebelum masehi. Dari beberapa buku juga mengemukan bahwa sampai kira-kira tahun 1600 sesudah Masehi, busur dan panah merupakan senjata utama setiap negara dan bangsa untuk berperang.

Hingga kinipun masih ada suku-suku bangsa yang mempergunakan busur dan panah dalam penghidupan sehari-hari mereka, seperti : suku-suku bangsa di hutan-hutan daerah hulu sungai Amazone, suku-suku Veda di pedalaman Srilangka, suku-suku Negro di Afrika, suku-suku di Papua, suku Dayak dan suku Kubu. Dari buku-buku dan keterangan-keterangan yang diperoleh maka terdapat dua teori yang berbeda.
Pertama, berpendapat bahwa panah dan busur mulai dipakai dalam peradaban manusia sejak "era mesolitik" atau kira-kira antara 5000 - 7000 tahun yang silam, sedang pendapat kedua percaya bahwa panahan lebih awal dari masa itu, yaitu dalam "era paleolitik" antara 10.000 - 15.000 tahun yang lalu.
So Guys, awalnya panahan itu dipakai orang sebagai alat untuk mempertahankan diri dari serangan bahaya binatang liar, sebagai alat untuk mencari makan, atau untuk berburu, untuk senjata perang dan kemudian sebagai olahraga baik sebagai rekreasi ataupun prestasi.
Pada tahun 1676, Raja Charles II dari Inggris, meresmikan kalo panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga dan bukan lagi sebagai senjata untuk berperang. Nah sekitar tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society), sedang di Amerika Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago.
Perkembangan Panahan di Indonesia
Guys… sama halnya dengan sejarah panahan di dunia, nggak seorangpun yang bisa memastikan sejak kapan manusia Indonesia menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya. Tapi kalo kita lihat cerita-cerita wayang misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesia udah cukup panjang, dan tokoh-tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi ato Dorna yang terkenal dalam cerita Mahabarata
Kalo PON pertama, dipakai untuk batasan waktu era tumbuhnya olahraga Nasional, maka Panahan udah ikut ambil bagian di dalamnya. Dalam sejarah PON, Panahan merupakan cabang yang selalu diperlombakan, walaupun resminya Persatuan Panahan Indonesia ato Perpani baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta atas ide Sri Paku Alam VIII. Lalu Kejuaraan Nasional yang pertama sebagai perlombaan yang terorganisir, baru diselenggarakan pada tahun 1959 di Surabaya.
Indonesia diterima sebagai anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc) pada tahun 1959 pada konggresnya di Oslo, Norwegia. Sejak saat itu, Panahan di Indonesia maju pesat, walaupun pada tahun-tahun pertama kegiatan Panahan hanya ada di beberapa kota di pulau Jawa aja. Sekarang boleh dikatakan bahwa hampir di setiap penjuru tanah air, Panahan sudah mulai dikenal. FITA sendiri adalah Organisasi Federasi Panahan Internasional yang berdiri sejak tahun 1931.
Itu tadi kita bahas mengenai sejarah dan perkembangan Panahan di Indonesia. Eeemmmhh, apakah kamu tertarik jadi atlit Panahan? Kalo tertarik, ato sekedar nambah pengetahuan, jangan lewatkan untuk baca tentang perlengkapan & menariknya olahraga ini di artikel selanjutnya : Perlengkapan & Trik Memanah




Diposkan oleh : Risang Januar
Diambil dari : www.tmore-online.com/tmore/content/rubric/23/66

Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani

Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani

1. Pengertian Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa rasa lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu luangnya serta untuk keperluan-keperluan yang mendadak.

Menurut Morehouse dan Miller, kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness yang mempunyai beberapa kompnen antara lain :
  • Antomical fitness 
  • Antomical fitness merupakan sesuatu hal  yang sukar di kembangkan, karena untuk pengembangannya  harus dimulai sejak masa pertumbuhan anak-anak. Pengembangannya memerlukan waktu yang sangat banyak dan hasilnya sangat terbatas, karena terbentur pada faktor keturunan.
  • Physiological fitness
  • Physiological fitness adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi fisiologinya agar dapat mengatasi keadaan lingkungan atau tugas fisik yang menentukan kerja otot seara cukup efisien, tak mengalami kelelahan dan telah memperoleh pemulihan yang sempurna.
  • Phsycological fitness 
  • Phsycological fitness menggambarkan tentang keadaan emosi yang stabil dan berguna untuk mengatasi masalah serta membangkitkan kemampuan untuk mengatasi gangguan emosi yang timbul secara mendadak.
Untuk meningkatkan kebugaran jasmani dilakukan suatu latihan kondisi fisik seesuai dengan bagian-bagian tubuh yang dilatih. Latihan kondisi fisik bertujuan untuk meningkatkan kondisi tubuh agar kemampuan fisik seseorang menjadi prima serta untuk menunjang aktivitas olahraga dalam rangka mencapai prestasi yang baik.
  • Faktor-faktor penunjang agar kondisi fisik seseorang menjadi baik antara lain :
  • Keteraturan melatih kemampuan gerak manusia yang meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, dan sebagainya.
  • Tertib dalam kehidupan sehari-hari dalam pengaturan makanan, istirahat, berlatih, dan kegiatan lainnya yang bermanfaat.
  • menciptakan lingkungan hidup yang segar, tenteram dan menyenangkan setiap orang.

Tes dapat diartikan sebagai suatu bentuk pertanyaan untuk menilai pengetahuan. Dalam konteks kebugaran jasmani, tes merupakan suatu bentuk pengukuran untuk menilai kemampuan aktivitas jasmaniah. Sedangkan pengukuran kebugaran jasmani merupakan proses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu. Dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur yang meliputi :
  • Tes dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.
  • Tes dalam bentuk uji keterampilan gerak.
  • Tes berupa skala dan alat ukur lainnya yang baku ( meter, berat atau suhu ).
Suatu tes dan pengukuran kebugaran jasmani harus memenuhi beberapa syarat atau kriteria berikut ini :
  • Kesahihan (validasi)
  • Suatu tes dikatakan sahih apabila tes tersebut mengukur sesuai dengan tujuannya atau sesuai dengan tuntutan yang harus diukur.
  • Keterandalan (reliabilitas)
  • Suatu alat ukur diartikan andal (reliable) apabila alat ukur tersebut memperoleh hasil pengukuran secara tetap atau konsisten pada pengukuran kedua dengan atlet dan pelatih yang sama.
  • Objektivitas
  • Objektivitas merupakan konsistensi hasil suatu tes yang diperoleh dari dua atau lebih pengetes atau tester dan memperoleh hasil pengukuran yang seragam pada atlet-atlet yang sama dengan waktu pengukuran yang sama.
  • Norma
  • Norma adalah petunjuk atau pedoman untuk mengetahui hasil suatu pengukuran berdasarkan tempat seorang atlet yang melakukan tes. Norma dapat digolongkan menjadi lima tingkatan, misalnya tingkatan sangat baik, baik, sedang, kurang, dan sangat kurang.
  • Tuntunan pelaksanaan baku
  • Dalam setiap tes atau pengukuran harus ada tuntutan yang baku tentang bagaimana tes tersebut harus dilakukan. Tuntutan atau petunjuk tersebut berlaku bagi atlet yang dites maupun pelatih yang mengetes.
Hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam skor kuantitatif yang dapat diolah secara statistik dan hasil pengukuran dapat berupa skor, frekuensi, waktu, jarak dan jumlah. Pengukuran dalam olahraga harus dilakukan berdasarkan asas-asas berikut :
  • Pengukuran harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang tercapai.
  • Metode pengukuran harus bersifat menyeluruh baik tes, pengukuran maupun evaluasi.
  • Alat ukur yang digunakan dalam proses pengukuran harus valid dan reliabel.
  • Tes dan pengukuran hendaknya dilakukan oleh petugas yang sesuai dengan bidangnya.
Aspek-aspek pengukuran kebugaran jasmani, yaitu :
  • Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan antara lain :

    1. daya tahan jantung dan paru-paru
    2. kekuatan otot
    3. daya tahan otot
    4. fleksibilitas
    5. komposisi tubuh
  • Kesegaran jasmani yang behubungan dengan keterampilan antara lain :

    1. kecepatan
    2. kekuatan (power)
    3. keseimbangan
    4. kelincahan
    5. koordinasi
    6. kecepatan reaksi
Fungsi dari tes dan pengukuran kebugaran jasmani dalam proses pengajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi :
  • mengukur dan menilai kemampuan fisik siswa.
  • menentukan status kondisi fisik siswa.
  • mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa.
  • memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
  • memberi masukan bahan penilaian pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. 

http://www.remagari.co.cc/2010/05/tes-dan-pengukuran-kebugaran-jasmani.html